18 Maret, 2012

Sabtu malam kusendiri, aa aaa aaa.. *nyanyi*

Hahahaha, ini DP BBM seorang teman :)
Ini ditulis Sabtu malam. Ada kaum yang menyebutnya malam minggu. Jadi silahkan tebak saya tergolong kaum yang mana.. Haha. Lagi duduk nungguin pesanan datang, mendengarkan live music, melihat orang berlalu lalang dengan bermacam gaya pakaian, gaya rambut, ada yang berdua, ada yang satu keluarga sampai ke nenek dan bayi-bayi dalam kereta dorong, jauh-jauh ke mall cuma untuk makan bakso. Selera makan saya hilang tadi dirumah. Setelah sebelumnya, kakak C saya teriak-teriak dan bicara kotor ke entah siapa, memaksa ikut jalan-jalan dan saya tinggal saja dia. Ini sabtu, malam, ga ada tempat yang ga rame. Saya khawatir lama-lama saya diblacklist dari tempat-tempat umum karena kakak C selalu buat ribut, jadi dengan berdebat akhirnya kakak C saya tinggal dirumah.


Makan siang tadi terlambat, nonton TV sambil tiduran, gaya menyamping bikin kepala saya pusing, berantem tadi bikin kepala saya nyut nyut nyut. But I can't complain, I'm strong, at least that what I want people to believe. Ini curcol juga karena rasanya tidak ada yang personally kenal saya di dunia nyata.


Paling suka nonton 'jika aku menjadi' di transTV, mengingatkan saya tentang begitu banyak nikmat اَللّهُ yang diberikan kepada saya. Mencegah saya mengeluh panjang.


Saya kasih judul semua keluhan saya ini 'share' mungkin ada yang baca yang bisa kasih solusi. Punya pengalaman sama. Kakak C saya sudah 12 tahun kena skizofrenia, dulu keadaannya lebih baik dari sekarang, sekarang sikapnya memburuk, suka menghina orang, merendahkan orang, merasa superior merasa dia punya dan bisa segalanya. Tidak ada anggota keluarga kami yang luput dari hinaannya. Tidak bisa diatur. Mengundang tamu untuk datang kerumah juga beresiko. Bukan malu mengakui si kakak sakit, tapi lebih ke menghindari tamu-tamu tersinggung dan silaturahmi terganggu karena 'diganggu' oleh si kakak C.


Kebanyakan teman-teman tidak tau tentang penyakit kakak-kakak saya. Saya memang gatau apa yang mereka lihat dan mereka dengar setiap hari. Ketakutan apa yang mereka rasa sehingga mereka jadi agresif, defensif, mengucilkan diri, tapi yang saya tau mereka masih sadar ada yang berbeda dari mereka, yang bisa diminimalisir efeknya dengan minum obat. Tapi kakak C menolak untuk minum obat, dia sudah sembuh (menurutnya) walaupun dia juga sadar 'suara-suara' itu mengganggunya, dia sadar kami tidak bisa dengar suara-suara yang dia dengar.


Kakak C dan kakak A pernah dirawat inap, disana mereka dicampur dengan penderita-penderita gangguan jiwa dengan tipe-tipe berbeda. Bukan Rumah Sakit Jiwa, satu rumah sakit khusus yang makan biaya cukup banyak. Disana semua teratur, rutin, di waktu jenguk mereka terlihat mereka lebih tenang, sedikit sekali merespon suara lain diluar suara yang benar-benar nyata. Sedikit terlihat lemas, tapi yang jelas tidak agresif. Disana, pasien-pasien lain dijenguk keluarga sebulan/ seminggu sekali, tapi 'cinta' bapak saya, membuat mereka akhirnya dijenguk setiap hari, menurut saya itu yang menyebabkan mereka jadi 'manja' dan tumbuh sifat sesuka hati karena tau ada bapak yang bakal selalu back up mereka.


Saya memang belum punya anak, saya gatau seberapa besar sayang yang akan saya rasakan untuk anak-anak saya. Apa yang bakal saya lakukan untuk kakak C dan kakak A kalau saya ada di posisi bapak. Bapak dan mama saya sayang sekali ke kami semua, selalu memberikan kami yang terbaik, kami dicicipi banyak hal yang berkualitas, sebisa mungkin apapun yang kami berempat minta bapak dan mama usahakan. Dan bapak bukan berasal dari kaum yang berada, tapi bapak berusaha membuat ada apapun itu yang terbaik untuk kami.


Saya terus terang bingung harus diobati dengan cara bagaimana kedua saudara saya itu. Memaksa dua bayi dengan ukuran jumbo, dan kepala batu, dengan ketakutan masing-masing yang saya khawatirkan berakibat fatal untuk kami yang memaksa. Mereka sudah ga mau lagi diajak ke rumah sakit yang sama seperti dulu. Diancam dengan pisau dan tongkat kayu oleh mereka bukan hal baru buat kami. Mereka dengan kekurangan mereka mungkin lupa kalau kami sayang mereka, ingin mereka membaik, dan kalau mereka lupa, kami dianggap musuh.


Rencana اَللّهُ pasti indah untuk kami semua, mohon doanya untuk kami semua, supaya diberi sabar yang melimpah, diberi kekuatan untuk menjaga mereka. Diberi kesempatan dan kemudahan untuk membahagiakan orangtua, menghapus duka mereka. Sungguh saya sering berdoa diberi umur yang lebih panjang dari semua anggota keluarga yang saya sayang, supaya bisa jaga mereka sampai akhir hayat mereka.

Saya ga bisa kalah sama keadaan. Saya harus ceria, saya harus kuat, saya harus bisa menghapus duka bapak dan mama. Adeĸ bungsu saya tahun ini usianya 25. Perempuan, alhamdulillah sehat Tapi semangatnya ga ada. Kakak C belum bisa membahagiakan bapak dan mama. Kakak A juga belum bisa. Mukjizat bisa datang kalau اَللّهُ mengizinkan, selalu ada kemungkinan keajaiban terjadi.
InsyaAllah.
mangat-se'

0 komentar:

Posting Komentar